Modul 2.2.a.4.1. Eksplorasi Konsep - PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL
Dialog tidak dapat terjadi tanpa kerendahan hati
(Paulo Freire)
Pengantar Kasus:
Ibu Adriana telah menjadi guru selama lebih dari 5 tahun. Suatu pagi, Ibu Adriana merasakan tubuhnya seakan berat untuk bangun dari tidurnya. Dia juga merasa berat untuk berdiri dan bergerak berangkat menuju sekolah. Akhir–akhir ini pun selama berada di dalam kelas, Ibu Adriana sering tiba-tiba merasakan jantungnya berdetak cepat. Pikirannya bercabang-cabang, dan ia sering merasakan dirinya mengalami kecemasan. Saat ini memang selain sibuk mengajar, Ibu Adriana juga harus menjadi ketua panitia perayaan 17 Agustus yang akan dilaksanakan di sekolahnya 1 bulan lagi.
Kasus 1:
Saat itu jam pelajaran terakhir. Sebelum rapat panitia besar 17 Agustus untuk memfinalisasi acara, Ibu Adriana masuk ke kelas 9 untuk mengajar mata pelajaran geografi. Sejak pagi, Ibu Adriana sudah mengajar 3 kelas yang berbeda secara berurutan. Pada pelajaran ini, anak-anak diizinkan menggunakan gawai mereka untuk mengerjakan proyek kelompok. Setelah beberapa saat Ibu Adriana melakukan pengecekan apakah setiap murid bekerja sesuai tugas dan tanggung jawab mereka. Saat mendekati meja salah satu siswa, Diana, Bu Adriana mendapati muridnya itu sedang menggunakan gawainya untuk mengerjakan tugas pelajaran lain. Ibu Adriana spontan mengeluarkan kata-kata dengan nada tinggi. “Jadi ini yang dari tadi kamu lakukan? Seisi ruang kelas terkejut. Wajah Diana memerah. Ia tampak malu dan tidak menyangka Ibu Adriana merespon sekeras itu.
Jawablah pertanyaan berikut.
- Apakah masalah yang dihadapi Ibu Adriana? Mohon uraikan dengan padat dan jelas.
- Bagaimana penerapan kompetensi kesadaran diri pada masalah tersebut? (mengacu pada kerangka atau panduan yang ada di artikel)
- Masalah yang dihadapi Ibu Adriana adalah kelelahan psikis yang tampak dari jantungnya yang berdetak cepat, sering merasa cemas dan pikiran bercabang-cabang. Kondisi ini menandakan bahwa Ibu Adriana sedang mengalami stress. Ibu Adriana mengalami stress karena begitu banyak tuntutan peran dan tanggung jawab yang diembannya. Beliau menjadi seorang guru Geografi dengan tanggung jawab yang besar apalagi harus mengajar beberapa kelas, menjadi ketua panitia acara yang besar, dan bahkan di rumah beliau juga harus memenuhi tanggung jawab personal dalam keluarga. Kondisi tersebut bukanlah suatu perkara yang mudah. Dampak kondisi stress ini beliau mengalami kelelahan fisik yang ditunjukkan oleh respon tubuh yang seakan berat untuk bangun, merasa berat untuk berdiri dan bergerak. Nah, stress dan kelelahan psikis ini akhirnya berdampak pada emosional Ibu Adriana. Beliau menjadi kelihatan cepat marah, kesal dan responsif baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain (dalam kasus tersebut adalah muridnya). Beliau tidak dapat mengontrol emosi ketika dalam situasi yang menantang dan tidak sesuai dengan apa yang dipikirkannya. Akhirnya, selain dengan dirinya, beliau juga mengalami masalah interaksi dengan orang-orang disekililingnya. Respon Ibu Adriana tersebut merupakan respon terhadap keadaan atau situasi lingkungan saat itu yang tanpa disadari dianggap mengancam dirinya. Kesimpulan: Masalah utama yang dihadapi Ibu Adriana adalah ketidakmampuan diri untuk memanejemen stress, mengelola dan mengenali emosi serta fokus dalam menghadapi tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pekerjaanya sehingga bertindak secara responsif.
- Penerapan kompetensi kesadaran diri pada masalah tersebut? (mengacu pada kerangka atau panduan yang ada di artikel) Penerapan kompetensi kesadaran diri pada masalah tersebut adalah Ibu Adriana perlu mempraktikan kesadaran penuh (mindfulness). Mindfulness merupakan kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan. Kesadaran penuh memiliki korelasi positif terhadap kesadaran diri. Dalam berkesadaran penuh, Ibu Adriana dapat mengelola konflik, mengelola stress, mengetahui cara berinteraksi dengan orang lain, mengetahui cara untuk memahami diri senidir, merasakan dan mengenali pikiran, perasaan dan lingkungannya. Saat Ibu Adriana merasakan emosi kepada keadaan dan muridnya, beliau harus mengenali emosi tersebut. Ibu Adriana perlu memberi nama emosi tersebut. Saat Ibu Adriana mempraktikan kesadaran penuh, beliau harus mengenali dan merasakan dengan jelas terlebih dahulu emosinya kala itu. Dengan Ibu Adriana memahami emosinya maka akan membantu beliau untuk dapat merespon terhadap kondisinya secara tepat. Beliau akan dapat merespon secara lebih baik. Hal ini tidak hanya akan berdampak pada wellbeing diri Ibu Adriana tetapi dapat juga membantu menjadi role model bagi murid-muridnya.
Salah satu teknik Latihan Mindfulness yang dapat dilakukan oleh Ibu Adriana adalah dengan STOP.
- Stop/hentikan apapun yang sedang dilakukan. Ibu Adriana hendaknya berhenti sejenak dan mengambil momen penting untuk menghentikan sebentar apa yang tengah ia lakukan.
- Take a depp/Tarik napas dalam-dalam. Ibu Adriana harus menyadari napas masuk dan napas keluar. Merasakan udara segar yang masuk melalui hidung.
- Observasi/amati. Ibu Adriana perlu mengamati apa yang dirasakan oleh tubuhnya. Ibu Adriana dapat mengamati pilihan-pilihan yang dapat dilakukan.
Kasus 2:
Selesai kegiatan belajar-mengajar berakhir, Ibu Adriana memimpin rapat panitia besar yang akan memutuskan revisi akhir acara. Rapat yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam menghasilkan tugas baru bagi Bu Adriana untuk mempelajari perubahan proposal acara. Bu Adriana perlu memastikan semua perencanaan, pengaturan personil, dan pengaturan anggaran sudah tepat. Sesuai rencana, panitia acara sudah harus mulai bekerja setelah proposal disetujui oleh kepala sekolah. Oleh karena itu, Ibu Adriana diminta untuk mengirimkan proposal ini kepada kepala sekolah selambat-lambatnya lusa. Karena mendahulukan proposal ini, Ibu Adriana pun lupa menyiapkan rubrik untuk pembelajaran geografi keesokan harinya. Keesokan paginya, Ibu Adriana, masuk kelas dan lupa mengunduh rubrik proyek geografi sehingga proses pembelajaran sempat tersendat.
Jawablah pertanyaan berikut.
- Apakah masalah yang dihadapi Ibu Adriana? Mohon uraikan dengan padat dan jelas.
- Bagaimana penerapan kompetensi pengelolaan diri pada masalah tersebut? (mengacu pada kerangka atau panduan yang ada di artikel)
- Yang di hadapi bu Adriana adalah mengalamai kesulitan dalam melaksanakan tugas sebagai guru karena mendapatkan begitu banyak tugas yang dihadapi. Yang perlu dilakukan bu Adriana adalah perlunya memanagemen waktu yang baik. Dan yang sangat diperlukan lagi oleh bu Adriana adalah daya letting atau resiliensi yaitu kemempuan individu untuk merespon tantangan atau trauma yang dihadapai dengan cara –cara sehat dan produktif.
- Penerapan kompetensi pengelolaan diri pada masalah tersebut bisa menggunakan 3 sumber resiliensi individu yaitu :
- I have (Saya memiliki): teman sejawat yang sudah saya percaya dan dapat diandalkan yang diajak kerjasama dalam melakukan atau mengerjakan sesuatu atau dibentuk suatu komunitas untuk menyelesaikan proposal yang diminta oleh kepala sekolah
- I am (Saya adalah): saya bertanggung jawab akan apa yang saya lakukan dan apa yang komunitas saya lakukan karena saya memiliki sifat Optimis, percaya diri, dan memiliki harapan
- I can (Saya dapat) : memecahkan masalah menuju kekuatan diri (kemampuan menyelesaikan persoalan, keterampilan sosial dan interpersonal) dan Kemampuan menjalin hubungan yang penuh kepercayaan Untuk memecahkan masalah dan tantangan yang dihadapi.
- Apakah masalah yang dihadapi Ibu Adriana? Mohon uraikan dengan padat dan jelas.
- Bagaimana penerapan kompetensi kesadaran sosial (empati) pada masalah tersebut? (mengacu pada kerangka atau panduan yang ada di artikel)
- Masalah yang dihadapi Ibu Adriana adalah capek lelah dan stress. Sehingga bu adriana berpikir dan berusaha lebih berpikir dan berusaha lebih cepat dan keras sehingga dapat menjawab tantangan hidup sehari- hari dikarenakan melakukan tugas yang begitu banyak. Sehingga sikap yang dilakukan bu Adriana bisa mengancam dirinya.
- Yang perlu dilakukan bu Adriana adalah mempraktikkan kesadaran penuh, dengan merasakan dan mengenali lebih jelas emosi yang dihadapi dan dapat memberikan nama terhadap emosinya seperti saya marah, saya kecewa saya sedih, saya kecewa.dan pada kasus ini bisa disebutkan ekspresi kewalahan yang tak lain adalah emosi takut.
Penerapan yang bisa dilakukan oleh bu Adriana adalah
- Stop/ Berhenti. Bu Adriana berhenti dulu melakukan kegiatan dengan melakukan relaksasi di tempat yang sunyi
- Take a deep Breath/ Tarik nafas dalam. Sadari napas masuk, sadari napas keluar. Rasakan udara segar yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat yang keluar dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas masuk, napas keluar
- Observe/ Amati. Amati apa yang dirasakan pada tubuh, amati perut yang mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempes saat Anda membuang napas. Amati pilihan-pilihan yang dapat dilakukan.
- Proceed/ Lanjutkan. Latihan selesai. Bu adrian dapat melanjutkan kembali aktivitas dengan perasaan yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, dan sikap yang lebih positif
- Apakah masalah yang dihadapi Ibu Adriana? Mohon uraikan dengan padat dan jelas.
- Bagaimana penerapan kompetensi resiliensi pada masalah tersebut? (mengacu pada kerangka atau panduan yang ada di artikel)
- I have (Saya memiliki) : model-model peran,
- I am (Saya adalah): Bertanggung jawab dan terima konsekuensi atas tindakannya
- I can (Saya dapat): Kemampuan berkomunikasi dan Pemecahan masalah
Di saat seperti inilah, Ibu Adriana perlu mengembalikan dirinya dalam kesadaran penuh. Teknik STOP dapat membantunya bersikap lebih responsif terhadap situasi. Teknik ini bahkan dapat dilakukan saat Ibu Adriana masih berada di depan kepala sekolah. Saat tenang dan berkesadaran penuh, Ibu Adriana lebih dapat mengungkapkan situasi dan kondisi di lapangan yang menyebabkan beberapa hal perlu diputuskan seperti yang ada dalam proposal. Dengan demikian, Ibu Adriana mampu dengan jelas dan terstruktur menjelaskan dengan gamblang, sehingga bisa jadi kepala sekolah menerima atau paling tidak memahami situasi dan tidak memaksakan untuk kembali ke rencana awal.
- Apakah masalah yang dihadapi Ibu Adriana? Mohon uraikan dengan padat dan jelas.
- Bagaimana penerapan kompetensi pengambilan keputusan yang bertanggung jawab pada masalah tersebut? (mengacu pada kerangka atau panduan yang ada di artikel)
- Yang dihadapi bu Adriana adalah mengalami penurunan kinerja dan merasa lelah dengan tugas yang berjubun serta tidak percaya diri dengan kemampuan mengatasi masalah, tekanan dan pekerjaan yang dilakukannya sehingga berinisiatif untuk menulis surat pengunduran diri untuk mengatasi masalah tersebut tanpa memikirkan kensekuensi yang akan dihadapi dan alternative-alternatif untuk memecahkan maslah tersebut.
- Penerapan kompetensi pengambilan keputusan yang bertanggung jawab pada masalah tersebut dalam contoh kasus Ibu Adriana di atas, belum tentu keputusan yang diambil efektif mengatasi masalah. Bisa jadi, masalah utamanya belum betul-betul terungkap. Butuh kejujuran dan keterbukaan dalam mengevaluasi permasalahan. Untuk itu, butuh terus melatih kesadaran penuh, agar semakin terbuka dengan masalah yang sesungguhnya. Penerapan kompetensi pengambilan keputusan yang bertanggung jawab pada masalah tersebut dapat dengan menggunakan kerangka kerja POOCH. Dimana dengan kesadaran penuh, dengan emosi stabil, dan perasaan yang tenang dapat mengisi Kerangka kerja POOCH dengan jujur. POOCH merupakan singkatan dari Problem (Masalah), Options (Alternatif pilihan), Outcomes (Hasil atau konsekuensi), Choices (Keputusan yang diambil), dan How (Bagaimana hasilnya). Kerangka sederhana ini akan membantu bu adriana memikirkan dengan baik berbagai aspek sebelum memutuskan sesuatu.