Sunday, October 10, 2021

Koneksi Antar Materi Modul 3.3

 Koneksi Antar Materi Modul 3.3

PENGELOLAAN PROGRAN YANG BERDAMPAK PADA MURID

Gambar: Pengelolaan Bahan Bekas menjadi mesin pencuci piring

    

Panduan Pertanyaan untuk membuat Koneksi Antar materi:

·         Hal-hal menarik yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan bagaimana benang merah yang bisa Anda tarik dari keterkaitan antarmateri yang diberikan dalam modul 3.3?

·         Apakah kaitan antara pemetaan sumber daya dengan perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid? 

·         Adakah materi dalam modul lain/paket modul lain yang berhubungan dengan materi dalam modul 3.3. ini? Jabarkanlah jika ada. 

·         Bagaimana kaitan dari semua materi tersebut dengan peran Anda sebagai guru penggerak?

        

Peran guru penggerak dalam mewujudkan visi di dalam lingkungan sekolah bukanlah hal yang mudah jika hanya dilakukan seorang diri tanpa campur tangan dari pihak lain, seperti pimpinan, rekan guru, tenaga administrasi, siswa maupun orang tua murid agar apa yang menjadi harapan dapat berjalan dengan baik begitu juga dalam hal pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid.

 

Hal yang menarik menurut saya yaitu Manajemen resiko dan MELR, dalam pengelolaan sebuah program yang berdampak pada murid yang terdiri dari resiko keuangan, resiko pemenuhan, dan resiko reputasi sekolah, selain itu dalam penyusunan program dapat memahami serta melaksanakan Monitoring,evaluasi, learning, dan reporting (MELR) pada murid berdasrkan pemetaan asset  dengan mempertimbangkan manajemen resiko MELR yang merupakan (Monitoring, Evaluation, Learn, Reporting) Monitoring adalah proses perhimpunan data analisa internal dari sebuah program. 

 

Monitoring kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan dan pengendalian kegitan yang dilaksanakan untuk umpan balik pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan, dilakasanakan dengan melihat langsung pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui kesesuaian kegiatan perencanaan dan pelaksanaan suatu program.

 

Evaluation adalah penilaian secara periodik pada suatu program yang sudah tuntas/selesai. Proses pengukuran yang dicapai dibandingkan sasaran yang telah ditentukan sebagai bahan penyempurnaan perencanaan pelaksanaan program. Adapun prinsip dari evaluation menyeluruh, berkesinambungan,obyektif, hasil evaluasi dapat digunakan sebagai penghargaan bagi yang berhasil dan merupakan motivasi bagi yang belum berhasil. Cara yang digunakan antara lainkuantitatif sesuai dengan monitoring yang dilakukan dan tekniknya adalah observasi langsung di sekolah, isian instrument pengamatan, wawancara, berperanserta.

 

Learn adalah merefleksikan situasi 4F (Fact,Filling, finding, future), Reporting adalah alat bagi pimpinan untuk menginformasikan atau memberikan masukan untuk setiap pengambilan keputusan. Dr Roger green yang seorang ahli dibidang pelatihan guru dan sebagai fasilitator merancang kerangka kerja pembelajaran (learning) melalui model (4F) adalah fact (fakta): catatan obyektif tentang apa yang terjadi, Feeling, (Perasaan): reaksi emosional tentang sesuatu, finding (temuan): pembelajaran konkrit yang diambil dari situasi tersebut, future (masa depan): menyusun pembelajaran digunakan untuk masa depan

 

Reporting/ Laporan adalah alat bagi pimpinan untuk menginformasikan atau memberikan masukan untuk pengambilan setiap keputusan yang diambilnya, oleh karena itu laporan harus akurat, lengkap, dan obyektif. Dalam prakteknya laporan adalah sebuah dokumen yang merupakan produk akhir dari suatu kegiatan.

 

Kaitan antara pemetaan sumber daya dengan perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid adalah sekolah membuat program dengan mempertimbangkan Aset Based Thinking sebagai sumber daya sebagai kekuatan yang ada pada sekolah dalam pemetaan sumber daya sebagai pendukung terlaksananya perencanaan program sekoalah yang berdampak model BAGJA, untuk tercapainya merdeka belajar, sehingga mendapat pembelajaran bermakna menuju profil pelajar Pancasila.

 


Benang merah saya saya tarik keterkaitan antarmateri yang diberikan dari modul 3.3 yaitu perencanaan sebuah program berdasarkan asset yang dimiliki, menggunakan tahapan BAGJA dengan memperhatikan manajemen resiko dan MERL. Istilah BAGJA merupakan adaptasi dari buah karya Noble & McGrath pada tahun 2016. Dalam Bahasa Sunda BAGJA berarti BAHAGIA. BAGJA merupakan sebuah akronim dari suatu model manajemen perubahan yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif (IA) berbasis kekuatan. BAGJA merupakan sebuah akronim, yaitu B (Buat Pertanyaan Utama), A (Ambil Pelajaran), G (Gali Mimpi), J (Jabarkan Rencana), A (Atur Eksekusi). Membuat tahapan BAGJA akan memudahkan pendidik untuk menjalankan program karena sudah dipandu dalam tahapan BAGJA. 



Apakah sudah selesai sampai tahapan BAGJA? Tidak! Masih ada langkah lain yang harus ditempuh sebelum menjalankan program, yaitu melakukan analisis manajemen risiko. Jangan sampai program yang akan dilaksanakan bertentangan dengan hukum dan dapat membahayakan murid serta pendidik. Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan; penetapan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi risiko. Risiko dalam sebuah program merupakan sebuah langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi segala sesuatu yang kemungkinan besar dapat terjadi, termasuk juga dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan wajib melakukan  rangkaian analisis dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan, dan mengevaluasi risiko yang mungkin timbul dari pelaksanaan program sekolah.

 

Risiko tidak dapat dihindari, tetapi dapat dikelola dan dikendalikan karena apabila risiko tidak dikelola dengan baik, maka akan mengakibatkan kerugian serta hambatan sehingga program sekolah yang telah direncanakan tidak berjalan dengan baik. Begitu pula sebaliknya, apabila risiko dapat dikelola dengan baik maka sekolah dapat meminimalisir segala kerugian yang dapat menghambat jalannya program sekolah yang telah direncanakan. Risiko merupakan sesuatu yang memiliki dampak terhadap pencapaian tujuan organisasi. Beberapa tipe risiko di lembaga pendidikan, meliputi:

1.  Risiko Strategis merupakan risiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan

2.     Risiko Keuangan merupakan risiko yang mungkin akan berakibat berkurangnya aset

3.     Risiko operasional merupakan risiko yang berdampak pada kelangsungan proses manajemen

4.     Risiko Pemenuhan merupakan risiko yang berdampak pada kemampuan proses dan prosuderal internal untuk memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku

5.     Risiko Reputasi merupakan risiko yang berdampak pada reputasi dan merek lembaga.

(Princewatercoper, 2003)

 


Tahapan dalam manajemen Resiko yaitu: Pertama identifikasi jenis resiko, Kedua pengukuran resiko, Ketiga Melakukan strategi dalam pengendalian resiko,Keempat melakukan evaluasi terus-menerus, maju dan berkelanjutan.

 

Kaitannya dengan materi lain yaitu apabila dikaitkan dengan kesepuluh modul yang disajikan dalam program pendidikan guru penggerak saling berkaitan satu sama lain dan saling berkesinambungan. Dasar dari pembuatan program adalah filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mencapai keselamatan dan kebahagaian yang setinggi-tingginya (modul 1.1). Beranjak dari filosofi tersebut, maka dibuatlah program yang berdampak pada murid (modul 3.3). Dari modul awal (modul 1.1) menuju modul akhir (modul 3.3) tentu melewati delapan modul lain sebagai jembatannya.

 

Diperlukan nilai-nilai guru penggerak (modul 1.2) selama pembuatan program sampai akhir program. Nilai tersebut adalah mandiri, kolaborasi, reflektif, inovatif, dan berpihak pada murid. Selanjutnya diperlukan pendekatan inkuiri apresiatif (IA) melalui tahapan BAGJA (modul 1.3) untuk memudahkan melakukan pemetaan program. Dalam pelaksanaan program yang berdampak pada murid diperlukan penanaman budaya positif (modul 1.4) berupa disiplin positif dan sebisa mungkin menghindari hukuman sebagai punishment. Oleh karena itu, diperlukan suatu kesepakatan sebelum program dilaksanakan. Tentu tidak semua murid memiliki kemampuan yang sama sehingga program yang dibuat agar benar-benar berdampak bagi murid diperlukan diferensisasi (modul 2.1) sesuai dengan karakteristik dan profil murid. Tak jarang juga dalam pelaksanaan yang sudah direncanakan dengan matang akan terjadi kendala yang bisa memancing emosi sehingga diperlukan latihan STOP sebagai salah satu cara mengendalikan emosi. Jadi sosial-emosional (modul 2.2) selama perencanaan sampai evaluasi harus dikontrol. Pembagian tugas pun setelah dipetakan kadang masih ada yang mengalami kebingungan sehingga diperlukan praktik coaching (modul 2.3) baik pada rekan sejawat maupun pada murid yang mengalami masalah saat program dilaksanakan. Untuk menjalankan program tersebut tentu diperlukan seorang pemimpin (modul 3.2) yang dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab (modul 3.1). Kaitannya dengan Pengelolaan Aset Sekolah program sekolah yang berdampak pada murid dengan selalu berpikir positif dan memanfaatkan potensi yang ada di sekolah sebagai kekuatan yang harus terus dikembangkan.

 

Kaitan dari semua materi tersebut peran saya sebagai Guru Penggerak. Setiap modul yang telah saya pelajari memberikan pengalaman pembelajaran untuk menjadi seorang guru penggerak, yang dapat mencetak generasi merdeka belajar bermakna menuju profil pelajar Pancasila. Seorang guru harus belajar berkolaborasi untuk agar terciptannya tujuan bersama di sekolah. Sebagai guru penggerak saya dapat mengetahui bangaimana cara mengambil solusi terbaik yang merupakan langkah dari pengambilan keputusan  dengan merubah pola pikir, sehingga semakin bijaksana untuk belajar bergerak, berbagi dalam memajukan pendidikan.           

 

Luar biasa bukan kegiatan pendidikan guru penggerak ini? Tentu ilmu yang disajikan tidak akan berguna jika belum diterapkan. Oleh karena itu, saya sebagai salah satu calon guru penggerak berkewajiban untuk mengimplementasikan pengetahuan yang didapat pada sepuluh modul yang diberikan serta mengimbaskannya pada rekan sejawat maupun murid. Suatu tanggung jawab yang sangat besar sekali, tentu tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Proses yang dilalui pun tentu tidak semulus yang diharapkan. Namun, dengan berproses kita bisa menghargai sebuah hasil. Dengan berproses pula kita dapat menciptakan generasi yang tangguh dan bisa bertahan. Ingatlah bahwa murid bukanlah kertas kosong, tetapi mereka adalah kertas yang samar-samar. Tugas pendidik adalah membuat coretan yang samar-samar tersebut menjadi jelas. Caranya dengan mengenali minat dan bakat murid kemudian buatkan program yang berdampak bagi murid. Pelajari kodrat jaman sang anak dan kenali kodrat alam sang anak. Niscaya, kita akan berhasil menghantarkan putra-putri terbaik bangsa Indonesia menuju keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.


  Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat - Ki Hajar Dewantara.


SALAM SELAMAT DAN BAHAGIA

 #GuruPenggerak

#MerdekaBelajar

#IndonesiaMaju

#BanggaMenjadiGuru

#MuridkuPenyemangatku

 

Ni Putu Wahyuni
CGP Angkatan Ke-2 Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali

No comments:

Post a Comment

Festival Panen Hasil Belajar

FESTIVAL PANEN HASIL BELAJAR  PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN II PADA KEGIATAN LOKAKARYA KE-7 12-13 NOVEMBER 2021 DI RUMAH LU...