Tuesday, April 27, 2021

Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

 


1.1.a.9. Koneksi Antar Materi

Oleh : Ni Putu Wahyuni, S.Pd
CGP Kabupaten Gianyar Angkatan Ke-2

Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara


Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1?

Sebagai seorang pendidik, saya mempercayai bahwa tiap anak yang berbeda memiliki perkembangannya masing-masing meskipun pada anak kembar. Ada Anak yang  penakut, agresif , pendiam dll yang dikenal dengan individualitas, bahwa kebudayaan mempengaruhi perkembangan sikap dan fisik anak dimana setiap anak dilahirkan dengan kemampuan kecerdasan yang berbeda, ada anak yang cerdas,ada yang lambat,ada yang kecerdasannya dalam bidang sains, Bahasa, matematika, music,spasial, gerak motoric dll, tetapi dalam pembelajaran di kelas masih menggunakan sistem paket, yang penting KD tertentu selesai walaupun ada siswa siswa yang belum menyelesaikan KD tersebut, namun karena berpacu dengan waktu dan menyamakan dengan sekolah lain maka fokus mengejar target materi, sehingga di dalam kelas saya belum mampu menjadi teladan seperti yang diharapkan bapak Ki Hajar Dewantara.

Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini? 

Pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak dengan kata lain pendidikan itu merupakan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka dapat menjadi manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (dikutip dari buku Ki Hajar Dewantara seri 1 pendidikan halaman 20). Berdasarkan kutipan tersebut mengartikan kita sebagai kaum pendidik dapat menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak itu agar dapat memperbaiki jalan kehidupan dan pertumbuhan masa depannya yang dapat dilakukan misalnya dengan membangun komunitas di sekolah untuk menyiapkan masa depan anak agar menjadi manusia berbudaya tidak hanya untuk pribadi tetapi juga dapat berdampak baik pada masyarakat.

Pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Besarnya pengaruh Pendidikan itu terkoneksi dan menjadi satu kesatuan dengan kebudayaan dimana untuk mencapai masa depan anak yang kita mimpikan dan kita cita-citakan pendidikan menjadi landasan pembentukan peradaban bangsa yang tidak bisa ditolerir lagi. Pendidikan diperlukan sebagai pondasi yang kuat demi terwujudnya peradaban kebudayaan yang baik sehingga membawa dampak baik pula bagi kehidupan anak dalam bermasyarakat. Adapun dasar-dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) yang berkaitan dengan filosofi Pendidikan yang harus dijadikan pedoman di antaranya kodrat anak, kodrat zaman, dan budi pekerti. Kodrat Anak : Pendidik hanya dapat menuntun tumbuhnya kekuatan kodrat anak agar dapat memperbaiki laku hidupnya dan tumbuh kekuatan kodrat anak berdasarkan benih yang dibawa oleh tersebut. Kodrat Zaman : Melihat kodrat diri anak dengan selalu berhubungan dengan kodrat zaman dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia. Budi Pekerti : Watak merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga untuk berlaku.

Demi terwujudnya pemikiran KHD diperlukan seorang pendidik yang memiliki nilai Mandiri, Kolaboratif, Reflektif, Inovatif, dan Berpihak pada anak. Nilai-nilai tersebut bertujuan untuk menjadi bekal dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada anak, bermakna, dan lahirnya anak dengan profil pelajar Pancasila. 



Contoh konkret dalam penerapan nilai-nilai tersebut adalah :

  1. MENUNTUN : Memberikan tuntunan terhadap anak agar dapat memperbaiki pemahaman dan perilakunya.
  2. PETANI : Memberikan tindakan yang sesuai dengan kodrat yang dibawa oleh anak.
  3. MANDIRI  : Melaksanakan tanggungjawab sebagai pendidik  dengan mengembangkan kreatifitas yang dimiliki.
  4. KOLABORASI : Menerapkan model pembelajaran kolaboratif saat pembelajaran sehingga terbangun kecerdasan dalam berkomunikasi antarsesama.
  5. REFLEKTIF : Selalu mengadakan refleksi di setiap akhir pembelajaran.
  6. INOVATIF : Menyajikan suatu tantangan dan batasan dalam kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik akan berusaha mencari solusi alternatif.
  7. BERPIHAK PADA ANAK : Memberikan kesempatan untuk berdiskusi, mengenali karakter anak lebih awal sebelum kegiatan pembelajaran, guru menjadi fasilitator dan mediator.

Dengan berbekal nilai tersebut, maka seorang guru atau pendidik bisa mewujudkan harapan Pendidikan seperti yang tercantum di atas, yaitu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.


Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD?

Selain pemahaman terhadap dasar-dasar pemikiran KHD peran seorang guru adalah untuk menjadi agen transformasi Pendidikan Indonesia. Hal ini dapat terwujud jika seorang pendidik dapat memahami betul konsep manajemen perubahan yang diperlukan dan diharapkan bisa menyediakan lingkungan belajar agar murid dapat mendalami keterampilan yang dibutuhkan dalam proses pencapaian tujuan akademik dan non-akademik mereka. Selain itu, dapat melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.

           Apakah cukup hanya berbekal memahami materi saja? Tentu tidak! Masih ada satu materi lagi yang memiliki hubungan erat dalam mewujudkan Pendidikan yang dapat memberikan keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Materi tersebut adalah budaya disiplin positif bukan hukuman. Disiplin merujuk pada praktik mengajar atau melatih seseorang untuk mematuhi peraturan atau perilaku dalam jangka pendek dan jangka panjang. Sementara hukuman dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku murid, disiplin dimaksudkan untuk mengembangkan perilaku para murid tersebut serta mengajarkan murid tentang kontrol dan kepercayaan diri dengan berfokus pada apa yang mampu mereka pelajari. Tujuan akhir dari disiplin adalah agar murid dapat memahami perilaku mereka sendiri, mengambil inisiatif, menjadi bertanggung jawab atas pilihan mereka, dan menghargai diri mereka sendiri serta menghargai orang lain. 

Disiplin sebaiknya merupakan hal-hal berikut ini, yaitu :

  1. Fokus dalam mengoreksi dan mendidik
  2. Mendorong tanggung jawab dan disiplin diri
  3. Jangan pernah merusak atau membahayakan martabat pelajar maupun pendidik

Disiplin positif bukanlah :

  1. Membiarkan peserta didik melakukan apa pun yang mereka inginkan
  2. Tentang tidak memiliki aturan, batasan atau harapan
  3. Tentang reaksi jangka pendek
  4. Hukuman alternatif untuk menampar, memukul atau mempermalukan.

Disiplin positif bisa diterapkan dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan pembuatan kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas terutama pada saat awal semester baru, saat ada murid yang melakukan hal yang tidak sesuai kesepakatan, sebelum menjalankan aktivitas baru, serta ketika awal masuk sekolah setelah libur panjang. 



Adapun panduan dalam menyusun kesepakatan kelas adalah sebagai berikut.

  1. Tanya pendapat murid (Anak akan merasa dibutuhkan dan dianggap ketika guru melibatkan mereka dari awal kegiatan).
  2. Tanyakan ide dari anak untuk mencapai kelas impian (Anak akan merasa dilibatkan dalam mengatur kelas. Ini lebih efektif daripada menyampaikan hal apa saja yang dilarang atau tidak boleh dilakukan).
  3. Ambil kesimpulan dari ide murid (Perjelas kesepakatan kelas melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkan umpan balik dari murid).
  4. Ubah ide menjadi kesepakatan kelas (Buatlah poster yang berisikan kesepakatan kelas yang disetujui di akhir kegiatan diskusi. Hindari penggunaan kata jangan dan dilarang. Sebaiknya menggunakan kata yang positif sebagai panduan tingkah laku).
  5. Tanda tangani kontrak kesepakatan kelas (Guru bersama siswa menandatangani poster yang dibuat. Untuk murid PAUD bisa menggunakan cap tangan).
  6. Lihat bersama poster kontrak kesepakatan (Lakukan refleksi secara rutin terkait kontrak kesepakatan kelas yang sudah disusun. Tanyakan pada anak terkait perkembangan atau apa perlu direvisi. Apabila ada yang melanggar kesepakatan baik guru maupun siswa diperlukan tindakan berupa disiplin positif).

Catatan : Kesepakatan kelas tidak perlu terlalu banyak sehingga mudah dipahami dan mudah untuk dilakukan.

Dengan membuat kesepakatan kelas dapat mewujudkan budaya postif di sekolah serta dapat meningkatkan hubungan antara guru dan siswa. Hubungan guru dan siswa adalah korelasi faktor yan sangat penting dalam membangun budaya sekolah yang baik.

Budaya positif di sekolah tidak dapat berdiri sendiri dalam menciptakan budaya ajar yang baik diperlukan kerja sama dari berbagai pemangku kepentingan. Penerapan budaya positif sangat diperlukan dalam aktivitas belajar mengajar sehari-hari. Ada nilai kejujuran, nilai tanggung jawab, nilai moral, nilai sosial, peningkatan kepercayaan diri, saling menghargai dan bertoleransi. Semua nilai tersebut sangat berkaitan dalam penerapan budaya positif di sekolah. Demi mewujudkan budaya positif di sekolah diperlukan landasan pemikiran KHD tentang Pendidikan dan pengajaran, kodrat anak dan kodrat zaman, budi pekerti, nilai dan peran guru sebagai pendidik. Semua itu saling mendukung satu sama lainnya. Seorang guru diharapkan mampu menularkan kebiasaan baik kepada guru lain dalam membangun budaya positif di sekolah melalui keteladanan. Menumbuhkan budaya positif di kelas menjadi budaya positif sekolah dan menjadi visi sekolah dapat dilakukan dengan langkah kecil dari sebuah kelas melalui kesepakatan kelas kemudian diimbaskan ke dalam satu tingkatan kelas dilanjutkan pengimbasan ke semua tingkatan kelas sehingga menjadi budaya positif sekolah.

Proses yang baik akan mewujudkan impian yang diinginkan. Impian bersama dalam dunia Pendidikan saat ini adalah melahirkan anak didik dengan profil pelajar Pancasila.

Kurang lebihnya mohon maaf. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

 







Sunday, April 25, 2021

Jurnal refleksi minggu ke 2 sebagai CGP

 

1.1.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 2





Ni Putu Wahyuni, S.Pd

CGP Angkatan Ke 2 Kabupaten Gianyar

SMP Negeri 2 Gianyar

 

Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future)

 1.    Facts (​ Peristiwa): Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

Pada pembelajaran minggu ini saya mencoba untuk menerapkan pemikiran KHD. Yang saya lakukan adalah melihat bagaimana kodrat anak yang sesungguhnya dan saya mencoba memahami hal tersebut. Kodrat anak tersebut harus di pahami guru sebagai tenaga pendidik agar mempermudah memberikan tindakan dalam pembelajaran dengan tepat. Seperti petani yang memperlakukan setiap jenis benih tanamannya sesuai kodratnya, begitu pula pendidik yang harus menyesuaikan tindakannya berdasarkan kodrat alam yang dibawa oleh anak itu sendiri. Selain kodrat alam tersebut pendidik juga harus memperhatikan kodrat zamannya juga agar cara atau tehnik mendidik kita sesuai dengan perkembangan zaman serta menggunakan media terbaru apa sekiranya yang dapat diaplikasikan anak didik saya dalam pembelajaran yang dapat dimanfaatkannya secara maksimal dalam prosesnya memahami pembelajaran. Selama pembelajaran, meski dalam waktu yang sangat terbatas saya mecoba untuk tetap menumbuhkan pemikiran-pemikiran KHD pada diri anak seperti beriman dan bertaqwa, mandiri, bernalar kritis, berkebhinekaan global, saling membantu, dan kreatif dalam bertindak serta terus memotivasi belajar anak dengan membebaskan sumber belajar mulai dari buku, internet, dan video. Hal selanjutnya yang saya lakukan adalah lebih banyak menambahkan unsur kerjasama dalam kelompok saat proses belajar berlangsung, hal ini saya lakukan dengan model pembelajaran yang saya sesuaikan dengan pokok bahasan yang akan saya ajarkan. Meski dalam dalam waktu yang sangat terbatas saya mengusahakan tujuan pembelajaran saya dapat tercapai dengan baik.

Terakhir yang saya lakukan adalah tetap melakukan evaluasi dan refleksi selama proses belajar apakah sudah sesuai dengan kebutuhan anak yang sesuai dengan pemikiran KHD. Memperhatikan bahwa pembelajaran yang saya lakukan telah berpusat kepada anak, dimana anaklah yg menjadi perhatian kita dalam prose pembelajaran ini. Merdeka belajar mereka untuk bisa lebih memahami anak.

Hal baik yang saya alami adalah anak-anak merasa sangat senang karena mereka tidak harus belajar lewat daring lagi, walaupun waktu yang kami miliki sangat terbatas tapi melihat mereka merasa begitu menikmati proses pembelajaran pada mapel yang saya ampu membuat saya senang dan semangat selain karena ketercapaian tingkat pemahaman anak terhadap materi bisa lebih tinggi. Saya juga dapat merasakan kerinduan anak karena selama masa pandemi mereka sangat merindukan untuk dapat bertemu dan berkumpul dengan teman-temannya di sekolah dan belajar secara langsung dengan guru.

Kesulitan yang saya hadapi adalah tentang semangat belajar anak yang berbeda saat dulu dan sekarang, dulu sebelum pandemi covid 19 menjagajarak dan menjaga kesehatan mereka menjadi perhatian penting bagi kita sebagai pendidik. Terlebih lagi dalam mengkoordinasikan pemikiran KHD dengan teman sejawat yang lumayan sulit dilakukan karena diperlukan koordinasi khusus untuk mensharingkan bentuk pemikiran ini agar teman sejawat sekiranya mampu ikut serta menuangkan pemikiran KHD dalam proses belajar mengajar mereka.

Untuk solusi dari tantangan yang saya hadapi dengan siswa saya mencoba untuk membuat kelas sehidup mungkin, menggali setiap pengetahuan yang mereka miliki, menggali setiap minat mereka dalam pembelajaran ini agar dapat terjadi proses pembelajaran yang komunikatif dan menyenangkan. Kemudian untuk pendidik itu sendiri saya memberikan tuntunan secara personal dan kelompok serta evaluasi di setiap harinya, saya berusaha bagimana menuangkan pemikiran KHD secara maksimal dalam proses pembelajaran.

2.    Feelings​(Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa

yang saya rasakan ketika menerapkan ​aksi nyata ke dalam kelas​? Ceritakan hal yang

membuat Anda memiliki perasaan tersebut.

Perasaan saya sangat Bahagia, karena dengan mempelajari modul ini saya kembali diingatkan tugas essensial sebagai seorang tenaga pendidik yang seharusnya memberikan segala yang terbaik untuk anak sebagai peserta didik. Pemikiran KHD sangat menyentuh Nurani saya dan membuat saya semakin termotivasi dalam profesi saya sebagai seorang pendidik. Arahan merdeka belajar dari pemikiran KHD sangat tepat diterapkan pada siswa di era ini, hendaknya dengan penerapan pemikiran KHD ini akan memunculkan siswa yang berkembang dengan baik sesuai dengan kodrat alam yang dimiliki dan serta kemampuan dalam memahami pemikiran KHD dengan baik sehingga anak yang menjadi harapan kita di masa mendatang juga menjadi insan yang disiplin, kreatif dan berbudi pekerti luhur.

3.    Findings​(Pembelajaran): Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini? Apa hal baru

yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?

Saya belajar 6 point dalam pemikiran KHD dan belajar untuk mengaplikasikan 6 point tersebut dalam setiap proses pembelajaran. Hal baru yang saya ketahui adalah bahwa saya sudah bisa memahami dan menerapkan hal tersebut sebelumnya namun anggapan anak seperti kertas putih yang sudah berpola samar, saya memiliki kewajiban dan tantangan tersebdiri untuk menegaskan pola mereka, dan tetap meyamarkan pola yang tidak sesuai agar pemahaman anak dapat menjadi lebih baik lagi. Dengan kata lain memaksimalkan pemikiran KHD adalah kunci saya sebagai tenaga pendidik untuk mengarah ke arah yang lebih baik lagi sesuai dengan kondisi merdeka belajar yang tertuang dalam pemikiran KHD ini.

4.    Future​(Penerapan): Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?

Saya akan mencoba menerapkan pemikiran KHD dalam proses pembelajaran secara maksimal dan efektif dan juga melalui proses pembelajaran CGP ini saya akan menjadi garda depan yang menggerakkan dan mengobarkan semangat para guru lainnya agar pemikiran KHD dapat menjadi perhatian utama dalam proses pembelajaran mereka di kelas yang tentunya disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman serta nyata dalam mewujudkan merdeka belajar untuk siswa di Indonesia.

Tuesday, April 20, 2021

Festival Panen Hasil Belajar

FESTIVAL PANEN HASIL BELAJAR  PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN II PADA KEGIATAN LOKAKARYA KE-7 12-13 NOVEMBER 2021 DI RUMAH LU...