Thursday, May 27, 2021

Koneksi antar materi-nilai dan peran guru penggerak

Modul 1.2.a.9. Koneksi Antar Materi

Oleh: Ni Putu Wahyuni, S.Pd
CGP Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali

Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak




        Ki Hadjar Dewantara menyampaikan bahwa pendidikan merupakan tempat persemaian benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan dengan segala unsur peradaban kebudayaan agar dapat tumbuh dengan sebaik-baiknya dan dapat dijadikan dasar dari nilai-nilai dan peran guru penggerak dalam penjalankan sistem pendidikan ke arah yang lebih baik, yang dimulai dari rumah dan dilanjutkan ke sekolah kemudian ke masyarakat.

Nilai dan peran  guru penggerak disini diharapkan dapat:


1. Mendorong tumbuh kembang anak secara holistik agar memiliki profil Pelajar Pancasila
2. Menjadi pelatih (coaching) bagi guru lain untuk pembelajaran yang berpusat pada anak 
3. Menjadi tauladan dan agen transformasi bagi ekosistem pendidikan
4. Menjadi transformator pendidikan merdeka belajar


Nilai Guru Penggerak

Ada beberapa nilai-nilai dari guru penggerak, diantaranya adalah:
  • Mandiri. Seorang guru harus mampu mengerjakan tugas-tugasnya tanpan bantuan orang lain maupun pihak lain, seperti melengkapi administrasi dalam persiapan mengajarnya sendiri, serta mampu menyelesaikan masalahnya saat proses pembelajarannya sendiri.

  • Reflektif. Guru mampu dalam merefleksikan dirinya sendiri, melihat keunggulan yang dimilikinya dan mengembangkan keunggulan tersebut serta mampu dalam memperbaiki kelemahnnya dan mencari solusi atasi  permasalahan yang ditimbulkan dari kelemahannya di dalam proses pembelajarannya tersebut. 

  • Kolaboratif.  Seorang guru diharapkan mampu dalam berkolaborasi  dan bekerjasama dengan berbagai individu dalam menunjang proses kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Seperti bekerjasama dengan guru BK dalam membantu menangani siswa yang bermasalah, atau bekerja sama dengan Kepala Sekolah serta Waka, Orang tua siswa, bahkan siswa itu sendiri sehingga dapat tercipta suatu hubungan yang harmonis dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.

  • Inovatif. Seorang guru penggerak mampu mendayagunakan pemikiran-pemikirannya dalam memberikan imajinasi, stimulasi, dan inovasi sehingga dapat menghasilkan ide maupun produk yang dapat berguna baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya.

  • Berpihak pada anak.  Seorang guru penggerak akan selalu memiliki pemikiran berhamba pada murid dimana dalam proses pembelajaran yang berlasung kita harus selalu berpihak pada anak serta menghindari melakukan hukuman yang membuat anak menjadi tertekan, minat belajar akan hilang karena dihantui oleh perasaan yang tidak nyaman, hal ini sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa kita sebagai seorang guru berusaha meberikan mereka kenyamanan merdeka belajar bagi anak dan tidak boleh melupakan kodrat dasar anak yaitu kodrat alam dan kodrat zaman, serta bermain.   

Peran Guru Penggerak

Seorang guru penggerak memiliki peran selain mengembangkan proses belajar mengajar di kelas, juga adalah seorang pemimpin pembelajaran yang aktif dan proaktif dalam mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada diri anak itu sendiri, menjadi tauladan dan agen transformasi bagi ekosistem pendidikan itu sendiri demi terwujudnya profil Pelajar Pancasila yang mampu mengembangkan potensi dirinya sendiri sesuai dengan minat dan bakatnya bukan karena dipaksakan sehingga mereka dapat menemukan jati dirinya. Mampu mewujudkan merdeka belajar, dan berkarakter merdeka serta memberikan pembelajaran yang bermakna dan memperbaiki lakunya agar tetap dapat memelihara ketertiban dan kedamaian di tengah masyarakat.




Seorang guru penggerak juga dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, dan berkolaborasi dengan kesiswaan dalam bimbingan konseling disekolahnya untuk mencari solusi positif tanpa merugikan masa depan anak itu sendiri.



Nilai karakter harus dimiliki anak dalam menyikapi perbedaan dan menerapkan nilai-nilai kemanusiaan, menghargai perbedaan, memaknai sebuah perbedaan dengan penyeragaman yang akan menimbulkan pandangan yang keliru baik dikelas maupun di masyarakat, seorang guru penggerak disini harus mampu dalam menanamkan sifat toleransi melalui pemberian tugas kelompok atau tugas bersama lainnya, ini selaras dengan salah satu ciri dari Profil Pancasila yaitu kebinekaan global.

Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai kencenderungan tingkah laku yang konsisten, sangat mendalam yang akan membawa ke arah pertumbuhan sosial, memberi tuntunan kepada anak untuk menjadi manusia seutuhnya dalam dimensi hati, pikiran, raga, serta rasa dan karsa. 

Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai Pendidikan Nilai, Pendidikan Budi Pekerti, Pendidikan Moral, Pendidikan Watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan. 

Berdasarkan UU RI N0 20/2003 Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi  Pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan Negara. 

<
Merupakan sebuah keberhasilan dalam melakukan perubahan jika nilai dan peran guru penggerak ini dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam jajaran sekolahnya seperti Kepala Sekolah, Waka, Guru sejawat, serta Komite, dalam melakukan aksinya disekolah dilakukan dengan baik dan mampu untuk menjadi pelopor perubahan pembelajaran global saat ini. Upaya-upaya yang dilakukan dalam sebuah perubahan tentu harus memikirkan dampaknya terhadap anak baik disekolah ataupun dilingkungannya.


Sunday, May 2, 2021

Kegiatan Aksi Nyata Modul 1.1

 

PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA SISWA DENGAN MENINGKATKAN PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

Tugas Aksi Nyata Modul 1.1

Oleh
CGP: Ni Putu Wahyuni
Kabupaten Gianyar
                                                           Pendamping GP. I Gusti Ngurah Bagus Aryotejo
 Fasilitator GP. I Ketut Latri



Latar Belakang

        Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara jernih dan rasional tentang apa yang harus dilakukan atau apa yang harus dipercaya. Berpikir kritis merupakan sebuah proses dimana kita harus membuat penilaian masuk akal, logis, dan berpikir secara matang.

        Pada tahun 1987, dalam dalam presentasinya di 8th Annual International Conference on Critical Thinking and Education Reform, Michael Scriven & Ricard Paul menjelaskan mengenai proses berpikir kritis yang melibatkan proses secara aktif dan penuh kemampuan untuk membuat konsep, menerapkan, menganalisa, dan mengamati sebuah masalah yang diperoleh ataupun diciptakan daripengamatan, pengalaman, komonikasi, dan lain sebagainya.

        Ada 2 komponen yang membentuk kemampuan berpikir kritis, yaitu: 

1. Kemampuan untuk menghasilkan dan memproses informasi atau kepercayaan

2. Kebiasaan dengan berdasarkan komitmen intelektual 

        Ada beragam manfaat yang didapat dari berpikir kritis adalah kita lebih dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang, keputusan yang diambil lebih adil dan dapat dipertanggungjawabkan.

        Berpikir kritis bukan sebuah kemampuan yang langsung dimiliki oleh anak dari lahir tapi perlu kita berikan pelatihan secara khusus pada pada anak. Adapun beberapa cara untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada anak berdasarkan sumber Harvard Business Review and Indeed adalah:

1. Selalu bertanya pada anak mengenai segala informasi yang telah dia pelajari hingga jelas

2. Berlatih mendengarkan secara baik dan aktif bukan sekedar mendengarkan tapi juga memahami dan merespon pembicara

3. Mengevaluasi fakta yang ada dengan menelaah informasi yang diterima sehingga fakta-fakta tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

4. Mencari alasan logis dimana melihat masalah dari segala sisinya berdasarkan fakta sebab akibat bukan karena 'katanya' kemudian menentukan sebuah keputusan. Alasan yang logis dapat membantu anak mendapatkan pilihan yang logis sehingga dapat membuat keputusan yang lebih terpercaya dan akurat. 

 





Sumber:

Dewantara, Ki Hadjar, 1977. Taman Siswa. Bagian Pertama Pendidikan. Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa. Yogyakarta

"Defining Critical Thinking"www.criticalthinking.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 04 - 05 - 2021

Septiana, Tyas. 2020. 4 Cara Melatih Berpikir Kritis. https://lifestyle.kontan.co.id/news/4-cara-ini-bisa-melatih-berpikir-kritis-anda-bisa-dicoba-siapa-saja?page=all

(diakses pada 04 - 05 - 2021 )

Festival Panen Hasil Belajar

FESTIVAL PANEN HASIL BELAJAR  PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN II PADA KEGIATAN LOKAKARYA KE-7 12-13 NOVEMBER 2021 DI RUMAH LU...