Tugas 1.3.a.10 Aksi
Nyata –VISI GURU PENGGERAK
MEMBUAT KESEPAKATAN VISI
OLEH: NI PUTU WAHYUNI
CGP ANGKATAN KE-2, KABUPATEN GIANYAR, PROVINSI BALI
Latar Belakang
Zaman terus mengalami
perubahan. Perubahan itu berlangsung dengan cepat dan terjadi setiap
saat. Termasuk dalam dunia Pendidikan. Perubahan-perubahaan yang
terjadi dalam dunia pendidikan menuntut kita sebagai guru untuk terus membekali
diri menghadapi perubahan. Perubahan itu juga menuntut murid mempunyai
beberapa kecakapan atau skill yang
harus dikuasainya terkait tuntutan perubahan zaman dan harapan dunia kerja. Hal
tersebut tentu saja menjadi tantangan guru kita untuk mampu mendesain
pembelajaran yang berpihak pada murid. Desain lingkungan belajar yang
memungkinkan tumbuhnya murid merdeka yang memiliki kemandirian dan motivasi
intrinsik yang tinggi. Kita juga perlu terus berlatih meningkatkan
kapasitas diri dalam memvisualisasikan harapan, menggandeng sesama dan
mentransformasikannya menjadi harapan bersama.
Dari fakta itulah kemudian, seorang
guru dituntut harus mempunyai visi yang jelas. Apa sebenarnya visi itu?
Visi itu ibarat melihat sebuah lukisan lengkap pada kanvas yang masih kosong.
Visi juga bagaikan bintang penunjuk arah yang memandu penjelajah mencapai tujuan.
Visi itu sesuatu yang belum terjadi terkait masa depan. Maka visi juga dapat
dianggap buah kreativitas manusia.
Sebagai seorang guru, kita
memerlukan sebuah visi yang jelas menggambarkan seperti apa layanan dan
lingkungan pembelajaran yang perlu kita berikan pada murid kita. Keyakinan kita
atas visi itulah yang akan terus membuat kita terpacu untuk melakukan
peningkatan kualitas diri serta menguatkan kolaborasi di lingkungan sekolah
sehingga menjadi upaya perbaikan yang berkesinambungan. Guru harus memiliki visi
yang mengarah kepada perubahan, baik perubahan di kelas atau perubahan di
sekolah. Untuk mencapai perubahan tersebut guru perlu mengenal pendekatan
manajemen perubahan. Manajemen pendekatan perubahan sering disebut sebagai
Inkuiri Apresiatif (IA).
IA dikenal sebagai pendekatan
manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Konsep IA ini
pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider (Noble & McGrath, 2016).
Cooperrider menyatakan bahwa pendekatan IA dapat memberikan kekuatan positif
dan membantu membebaskan potensi inovatif dan kreativitas, serta
menyatukan orang dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh proses manajemen
perubahan yang biasa.
IA menggunakan prinsip-prinsip utama
psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap
orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan.
Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Dengan demikian, dalam
implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang
telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi
menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan
perubahan. Untuk melaksanakan IA diperlukan sebuah
strategi. Strategi yang dimaksud tersebut dikenal dengan akronim BAGJA, yang memiliki kepanjangan yakni Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi.
Tentu, agar perubahan yang
diinginkan tercapai maka melalui pendekatan IA dan strategi BAGJA kita harus
merangkul pemangku kepentingan yang ada di sekolah atau dinas
terkait. Peran strategis pemangku kepentingan ini harus dikomunikasikan
dan kolaborasi menjadi kekuatan menuju perubahan yang
diinginkan/dicita-citakan. Peter F. Drucker menjelaskan bahwa tugas
kepemimpinan adalah menciptakan keselarasan kekuatan, dengan cara membuat
kelemahan suatu sistem menjadi tidak relevan. Perubahan yang diharapkan terntu
saja harus tetap mempedomani filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara. Bahwa
pendidik hanya berperan sebagai penuntun murid menuju kodrat alam dan kodrat
zaman. Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri, guru hanya bisa
menuntun tumbuhnya kodrat tersebut. Jadi jelaslah bahwa IA merupakan
pendekatan utama yang harus diimplementasikan guru menuju perubahan yang
dicita-citakan dengan menyentuh peran strategis pemangku kepentingan di
sekolah.
Kita ketahui bahwa untuk mencapai visi ini, tentu seorang
guru tidak dapat berjalan sendiri. Setiap perubahan dapat terjadi dengan adanya
keterlibatan dari berbagai aktor di dalam lingkungan sekolah. Begitu pun pada
mimpi yang telah dilukiskan, terdapat aktor-aktor lain yang juga turut
berperan. Berdasarkan pendekatan IA, ini adalah aset atau sumber kekuatan yang
dapat kita manfaatkan untuk menggapai mimpi, angan dan harapan kita sebagai
seorang CGP. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membuat pemetaan kekuatan
tersebutmulai sekarang untuk mengetahui siapa yang dapat ikut berperan
mendukung Visi yang telah dibuat dan bentuk dukungan seperti apa yang dapat
kita manfaatkan.
Pemetaan kekuatan ini tidak dimaksudkan agar kita
bergantung pada banyaknya aktor di lingkungan tempat kita mengajar untuk
mewujudkan mimpi pribadi kita mengenai murid. Pada saat membuat pemetaan
kekuatan, aktor penting pertama yang perlu dipertimbangkan adalah diri kita
sendiri dan murid kita. Bayangkanlah diri sendiri dianggap sebagai aktor kunci
dan aset pertama yang dimiliki dalam mewujudkan mimpi. Kemudian, bayangkanlah
juga murid kita sebagai aset utama dan harta yang Anda dimiliki karena kita
sedang bermimpi tentang mereka dan seperti apa masa depan mereka yang kita
angankan dalam perwujudan visi yang telah kita buat. Berikut adalah pemetaan
pemangku kepentingan yang terlibat dalam perwujudan Visi.
PEMETAAN
PEMANGKU KEPENTINGAN
Tujuan
Adapun tujuan dari rancangan aksi nyata ini yaitu sebagai
berikut.
- Untuk meningkatkan keterlibatan murid dan guru
yang secara aktif dalam mewujudkan Visi yang telah dibuat dalam kegiatan
perpisahan kelas IX.
- Untuk mendeskripsikan setiap kekuatan aset yang
ikut terlibat dalam mewujudkan Visi yang telah dibuat dalam kegiatan
perpisahan kelas IX
- Untuk merealisasikan visi: Terwujudnya generasi masa
depan yang berkarakter baik, Gembira (Global diversity, Efektif, Mandiri,
Bertanggung jawab, Inovatif, Riang, dan Aktif kreatif) dan cinta
lingkungan dalam kegiatan perpisahan kelas IX
Deskripsi Aksi Nyata
Kegiatan aksi nyata ini dimulai dengan membicarakannya
terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab sekolah yang
dilanjutkan dengan meminta ijin untuk mensosialisasikannya kepada seluruh warga
sekolah. Hal ini bertujuan agar memperoleh persamaan persepsi mengenai kegiatan
aksi nyata yang akan saya laksanakan. Kegiatan ini telah sesuai dengan modul
1.3 tentang “Visi Guru Penggerak” yakni Terwujudnya generasi
masa depan yang berkarakter baik, Gembira (Global diversity, Efektif, Mandiri,
Bertanggung jawab, Inovatif, Riang, dan Aktif kreatif) dan cinta lingkungan. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, kegiatan ini
membutuhkan kolaborasi yang baik dengan seluruh aset yang dimiliki oleh
sekolah, sehingga saya juga melaksanakan sosialisasi kepada murid, dan guru
agar dapat ikut ambil bagian dalam perwujudan visi yang telah saya rancang.
Pada kegiatan ini, saya juga mengajak kepada murid yang selama ini kurang aktif
dalam pembelajaran untuk ikut serta. Hasilnya adalah mereka memberikan respon
yang positif serta bersedia terlibat. Bentuk keterlibatannya adalah dengan
sumbangsih mereka dalam karya dan kreativitasnya dalam kegiatan perpisahan
kelas IX.
Melalui
diskusi dan sosialisasi yang cukup intens dengan para wali kelas, siswa dan
guru pun akhirnya menghasilkan sebuah kesepakatan yang telah disetujui bersama.
Berikut bunyi kesepakatannya.
Pertama,
Kegiatan yang dilakukan yaitu setiap perwakilan kelas wajib membuat sebuah kreativitas
yang akan dipentaskan pada saat kegiatan perpisahan kelas IX. Kedua, Kegiatan
dapat dilakukan secara individu atau kelompok dengan tetap memperhatikan
protokol kesehatan. Ketiga, kreativitas yang dipentaskan menggunakan alat,
bahan, dan kostum seadanya untuk menghemat pengeluaran dana. Keempat, Kegiatan
dilaksanakan selama maksimal 10 menit dan dilaksanakan secara acak sesuai
dengan nomor undian dan dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Juni 2021 di lapangan
basket SMP Negeri 2 Gianyar.
Selanjutnya kesepakatan tersebut disampaikan kepada anak wali
mereka di kelas untuk dilaksanakan lebih lanjut. Selama proses penyusunan
kesepakatan kelas, guru sebagai wali selalu meminta siswa untuk menyampaikan
ide-ide/gagasan mereka, selanjutnya barulah guru bersama-sama siswa memutuskan
hasil diskusinya dan menyepakati secara bersama-sama. Setelah kesepakatan kelas
ini selesai dibuat guru menanyakan kembali kepada siswa, apakah siswa siap
melaksanakan kesepakatan ini dengan penuh tanggung jawab? Respon mereka sangat
antusias, semua siswa menyatakan siap untuk melaksanakan hasil kesepakatan
tersebut. Ada beberapa siswa juga yang menyampaikan bahwa siap dikenakan
hukuman jika tidak melaksanakan kesepakatan yang telah dibuat. Namun, guru
kembali mengingatkan bahwa dalam pelaksanaan kesepakatan bukanlah hukuman yang
menjadi fokus utamanya melainkan rasa tanggung jawab siswa terhadap kesepakatan
yang telah dibuat dan komitmen siswa untuk melaksanakannya.
Hasil Aksi Nyata
Adapun hasil yang diperoleh melalui pelaksanaan aksi nyata ini
yaitu sebagai berikut.
- Guru dan siswa berhasil membuat sebuah
kesepakatan terkait dengan kegiatan perpisahan/pelepasan siswa kelas IX
tahun ajaran 2020/2021. Kegiatan diskusi akan dilaksanakan untuk mengisi
kekosongan waktu setelah pelaksanaan PAS dan sebelum pembagian rapot.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan yaitu pentas seni dan kreativitas yang
akan diikuti oleh perwakilan guru dan siswa dalam setiap satuan kelas belajar
dengan memanfaatkan alat, bahan, dan kostum seadanya untuk menghemat
pengeluaran dana namun tetap tidak mengurangi makna.
- Guru menyadari bahwa kegiatan ini dilaksanaan
dalam kondisi pandemi, untuk itu kegiatan dapat dilaksanakan secara
individu atau kelompok dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
- Tingkat keaktifan dan kreativitas warga sekolah menjadi
meningkat. Siswa jadi lebih dapat saling menghargai perbedaan, berani
mengeluarkan pendapatnya, berani mengeluarkan ide/gagasannya untuk dapat mewujudkan
sebuah pentas kreativitas yang inovatif dan menyenangkan.
- Seluruh warga sekolah dapat tetap saling
menghargai, dan berperilaku baik, serta tetap dapat menjaga lingkungan
ditengah kegiatan pentas kreatifitas ini.
Refleksi Aksi Nyata
Pelaksanaan aksi nyata ini dapat meningkatkan dan memperdalam
hubungan antara guru dengan murid dalam hal mewujudkan sebuah proses
pembelajaran karakter yang baik dan menyenangkan bagi siswa. Proses pembelajaran
yang menyenangkan dapat lebih bermakna bagi mereka dimana dalam proses ini
tidak dapat dapat hanya ditentukan oleh faktor gurunya saja, melainkan
diperlukan keterlibatan murid dan stake holder sekolah di dalam menentukan kelancaran
dalam setiap proses yang akan dijalankan dalam kegiatan ini. Metode dan
perencanaan yang tepat juga menjadi salah satu perhitungan saya sebagai
penggagas Visi ini dimana Guru dan siswa wajib membuat sebuah kesepakatan
sebelum pelaksanaan kegiatan dimulai dengan tujuan agar siswa dapat tertib dan
tetap mematuhi protokol kesehatan serta dapat memaknai dan memahami tujuan
pelaksanaan kegiatan perpisahan ini. Selain itu, dengan adanya kesepakatan ini
siswa pun akan lebih nyaman dalam mengikuti proses kegiatan pentas kreativitas
ini.
Adapun beberapa kendala yang dialami selama pelaksanaan kegiatan
aksi nyata ini yaitu masih adanya beberapa orang siswa yang belum mau aktif berdiskusi
saat pembuatan kesepakatan. Selain itu masih ada beberapa orang siswa juga yang
tidak mau melaksanakan kesepakatan yang telah disetujui, mulai dari dipilih
sebagai perwakilan tapi menolak meski memiliki kemampuan, tetap mengobrol
tentang hal pribadi ketika sedang berdiskusi, dan juga mengumpulkan hasil keputusannya
melewati batas waktu yang telah disepakati.
Rencana Perbaikan
di Masa Mendatang
Hal-hal yang sudah baik yang telah penulis lakukan selama
pelaksanaan aksi nyata ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan dan
konsisten. Pelaksanaan kegiatan perpisahan ini adalah untuk mengawali perwujudan
ketercapaian Visi yang telah dirancang yang nantinya secara bertahap namun
tetap konsisten dalam melakukan setiap perubahan-perubahan seperti yang
diharapkan pada Visi. Proses perubahan ini tentunya tidak boleh lepas dari
psetiap asset yang berperan, bagai rantai makanan yang tentunya akan terjadi
ketimpang jika salah satu asset yang berperan menghilang. Maka dari itu sangat
diharapkan sekali agar setiap asset baik itu asset utama maupun asset penunjang
agar dapat saling berhubungan dan mendukung baik dari segi moril maupun
tindakan dalam proses perwujudan Visi yaitu: Terwujudnya generasi masa depan
yang berkarakter baik, Gembira (Global diversity, Efektif, Mandiri, Bertanggung
jawab, Inovatif, Riang, dan Aktif kreatif) dan cinta lingkungan.
Saya akan tetap secara konsisten membuat kesepakatan kerja sama dengan setiap asset yang berperan
secara bertahap dan terus melakukan evaluasi secara berkala terhadap perwujudan
Visi yang telah dibuat agar nantinya dapat disepakati bersama dan dapat
dijalankan dengan baik demi Terwujudnya generasi masa depan yang berkarakter
baik, Gembira (Global diversity, Efektif, Mandiri, Bertanggung jawab, Inovatif,
Riang, dan Aktif kreatif) dan cinta lingkungan.
Dokumentasi
Kegiatan
Berikut beberapa dokumentasi pelaksanaan aksi nyata.
No comments:
Post a Comment