Saturday, June 12, 2021

Aksi Nyata modul 1.3 - Visi Guru Penggerak

 

Tugas 1.3.a.10 Aksi Nyata –VISI GURU PENGGERAK

MEMBUAT KESEPAKATAN VISI

OLEH: NI PUTU WAHYUNI

CGP ANGKATAN KE-2, KABUPATEN GIANYAR, PROVINSI BALI



Latar Belakang

Zaman terus mengalami perubahan. Perubahan itu berlangsung dengan cepat dan terjadi setiap saat. Termasuk dalam dunia Pendidikan. Perubahan-perubahaan yang terjadi dalam dunia pendidikan menuntut kita sebagai guru untuk terus membekali diri menghadapi perubahan. Perubahan itu juga menuntut murid mempunyai beberapa kecakapan atau skill yang harus dikuasainya terkait tuntutan perubahan zaman dan harapan dunia kerja. Hal tersebut tentu saja menjadi tantangan guru kita untuk mampu mendesain pembelajaran yang berpihak pada murid. Desain lingkungan belajar yang memungkinkan tumbuhnya murid merdeka yang memiliki kemandirian dan motivasi intrinsik yang tinggi.  Kita juga perlu terus berlatih meningkatkan kapasitas diri dalam memvisualisasikan harapan, menggandeng sesama dan mentransformasikannya menjadi harapan bersama.

Dari fakta itulah kemudian, seorang guru dituntut harus mempunyai visi yang jelas. Apa sebenarnya visi itu? Visi itu ibarat melihat sebuah lukisan lengkap pada kanvas yang masih kosong. Visi juga bagaikan bintang penunjuk arah yang memandu penjelajah mencapai tujuan. Visi itu sesuatu yang belum terjadi terkait masa depan. Maka visi juga dapat dianggap buah kreativitas manusia. 

Sebagai seorang guru, kita memerlukan sebuah visi yang jelas menggambarkan seperti apa layanan dan lingkungan pembelajaran yang perlu kita berikan pada murid kita. Keyakinan kita atas visi itulah yang akan terus membuat kita terpacu untuk melakukan peningkatan kualitas diri serta menguatkan kolaborasi di lingkungan sekolah sehingga menjadi upaya perbaikan yang berkesinambungan. Guru harus memiliki visi yang mengarah kepada perubahan, baik perubahan di kelas atau perubahan di sekolah. Untuk mencapai perubahan tersebut guru perlu mengenal pendekatan manajemen perubahan. Manajemen pendekatan perubahan sering disebut sebagai Inkuiri Apresiatif (IA).

IA dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Konsep IA ini pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider (Noble & McGrath, 2016). Cooperrider menyatakan bahwa pendekatan IA dapat memberikan kekuatan positif dan membantu membebaskan potensi inovatif dan kreativitas, serta menyatukan orang dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh proses manajemen perubahan yang biasa.

IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan.  Untuk melaksanakan IA diperlukan sebuah strategi. Strategi yang dimaksud tersebut dikenal dengan akronim BAGJA, yang memiliki kepanjangan yakni Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi.

Tentu, agar perubahan yang diinginkan tercapai maka melalui pendekatan IA dan strategi BAGJA kita harus merangkul pemangku kepentingan yang ada di sekolah atau dinas terkait. Peran strategis pemangku kepentingan ini harus dikomunikasikan dan kolaborasi menjadi kekuatan menuju perubahan yang diinginkan/dicita-citakan. Peter F. Drucker menjelaskan bahwa tugas kepemimpinan adalah menciptakan keselarasan kekuatan, dengan cara membuat kelemahan suatu sistem menjadi tidak relevan. Perubahan yang diharapkan terntu saja harus tetap mempedomani filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara. Bahwa pendidik hanya berperan sebagai penuntun murid menuju kodrat alam dan kodrat zaman. Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri, guru hanya bisa menuntun tumbuhnya kodrat tersebut. Jadi jelaslah bahwa IA merupakan pendekatan utama yang harus diimplementasikan guru menuju perubahan yang dicita-citakan dengan menyentuh peran strategis pemangku kepentingan di sekolah.

Kita ketahui bahwa untuk mencapai visi ini, tentu seorang guru tidak dapat berjalan sendiri. Setiap perubahan dapat terjadi dengan adanya keterlibatan dari berbagai aktor di dalam lingkungan sekolah. Begitu pun pada mimpi yang telah dilukiskan, terdapat aktor-aktor lain yang juga turut berperan. Berdasarkan pendekatan IA, ini adalah aset atau sumber kekuatan yang dapat kita manfaatkan untuk menggapai mimpi, angan dan harapan kita sebagai seorang CGP. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membuat pemetaan kekuatan tersebutmulai sekarang untuk mengetahui siapa yang dapat ikut berperan mendukung Visi yang telah dibuat dan bentuk dukungan seperti apa yang dapat kita manfaatkan.

Pemetaan kekuatan ini tidak dimaksudkan agar kita bergantung pada banyaknya aktor di lingkungan tempat kita mengajar untuk mewujudkan mimpi pribadi kita mengenai murid. Pada saat membuat pemetaan kekuatan, aktor penting pertama yang perlu dipertimbangkan adalah diri kita sendiri dan murid kita. Bayangkanlah diri sendiri dianggap sebagai aktor kunci dan aset pertama yang dimiliki dalam mewujudkan mimpi. Kemudian, bayangkanlah juga murid kita sebagai aset utama dan harta yang Anda dimiliki karena kita sedang bermimpi tentang mereka dan seperti apa masa depan mereka yang kita angankan dalam perwujudan visi yang telah kita buat. Berikut adalah pemetaan pemangku kepentingan yang terlibat dalam perwujudan Visi.

 

PEMETAAN PEMANGKU KEPENTINGAN


Tujuan

Adapun tujuan dari rancangan aksi nyata ini yaitu sebagai berikut.

  1. Untuk meningkatkan keterlibatan murid dan guru yang secara aktif dalam mewujudkan Visi yang telah dibuat dalam kegiatan perpisahan kelas IX.
  2. Untuk mendeskripsikan setiap kekuatan aset yang ikut terlibat dalam mewujudkan Visi yang telah dibuat dalam kegiatan perpisahan kelas IX
  3. Untuk merealisasikan visi: Terwujudnya generasi masa depan yang berkarakter baik, Gembira (Global diversity, Efektif, Mandiri, Bertanggung jawab, Inovatif, Riang, dan Aktif kreatif) dan cinta lingkungan dalam kegiatan perpisahan kelas IX

 

Deskripsi Aksi Nyata

Kegiatan aksi nyata ini dimulai dengan membicarakannya terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab sekolah yang dilanjutkan dengan meminta ijin untuk mensosialisasikannya kepada seluruh warga sekolah. Hal ini bertujuan agar memperoleh persamaan persepsi mengenai kegiatan aksi nyata yang akan saya laksanakan. Kegiatan ini telah sesuai dengan modul 1.3 tentang “Visi Guru Penggerak” yakni Terwujudnya generasi masa depan yang berkarakter baik, Gembira (Global diversity, Efektif, Mandiri, Bertanggung jawab, Inovatif, Riang, dan Aktif kreatif) dan cinta lingkungan. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, kegiatan ini membutuhkan kolaborasi yang baik dengan seluruh aset yang dimiliki oleh sekolah, sehingga saya juga melaksanakan sosialisasi kepada murid, dan guru agar dapat ikut ambil bagian dalam perwujudan visi yang telah saya rancang. Pada kegiatan ini, saya juga mengajak kepada murid yang selama ini kurang aktif dalam pembelajaran untuk ikut serta. Hasilnya adalah mereka memberikan respon yang positif serta bersedia terlibat. Bentuk keterlibatannya adalah dengan sumbangsih mereka dalam karya dan kreativitasnya dalam kegiatan perpisahan kelas IX.

Melalui diskusi dan sosialisasi yang cukup intens dengan para wali kelas, siswa dan guru pun akhirnya menghasilkan sebuah kesepakatan yang telah disetujui bersama. Berikut bunyi kesepakatannya. 

Pertama, Kegiatan yang dilakukan yaitu setiap perwakilan kelas wajib membuat sebuah kreativitas yang akan dipentaskan pada saat kegiatan perpisahan kelas IX. Kedua, Kegiatan dapat dilakukan secara individu atau kelompok dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Ketiga, kreativitas yang dipentaskan menggunakan alat, bahan, dan kostum seadanya untuk menghemat pengeluaran dana. Keempat, Kegiatan dilaksanakan selama maksimal 10 menit dan dilaksanakan secara acak sesuai dengan nomor undian dan dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Juni 2021 di lapangan basket SMP Negeri 2 Gianyar. 

Selanjutnya kesepakatan tersebut disampaikan kepada anak wali mereka di kelas untuk dilaksanakan lebih lanjut. Selama proses penyusunan kesepakatan kelas, guru sebagai wali selalu meminta siswa untuk menyampaikan ide-ide/gagasan mereka, selanjutnya barulah guru bersama-sama siswa memutuskan hasil diskusinya dan menyepakati secara bersama-sama. Setelah kesepakatan kelas ini selesai dibuat guru menanyakan kembali kepada siswa, apakah siswa siap melaksanakan kesepakatan ini dengan penuh tanggung jawab? Respon mereka sangat antusias, semua siswa menyatakan siap untuk melaksanakan hasil kesepakatan tersebut. Ada beberapa siswa juga yang menyampaikan bahwa siap dikenakan hukuman jika tidak melaksanakan kesepakatan yang telah dibuat. Namun, guru kembali mengingatkan bahwa dalam pelaksanaan kesepakatan bukanlah hukuman yang menjadi fokus utamanya melainkan rasa tanggung jawab siswa terhadap kesepakatan yang telah dibuat dan komitmen siswa untuk melaksanakannya. 

 

Hasil Aksi Nyata

Adapun hasil yang diperoleh melalui pelaksanaan aksi nyata ini yaitu sebagai berikut.

  1. Guru dan siswa berhasil membuat sebuah kesepakatan terkait dengan kegiatan perpisahan/pelepasan siswa kelas IX tahun ajaran 2020/2021. Kegiatan diskusi akan dilaksanakan untuk mengisi kekosongan waktu setelah pelaksanaan PAS dan sebelum pembagian rapot. Adapun kegiatan yang dilaksanakan yaitu pentas seni dan kreativitas yang akan diikuti oleh perwakilan guru dan siswa dalam setiap satuan kelas belajar dengan memanfaatkan alat, bahan, dan kostum seadanya untuk menghemat pengeluaran dana namun tetap tidak mengurangi makna.
  2. Guru menyadari bahwa kegiatan ini dilaksanaan dalam kondisi pandemi, untuk itu  kegiatan dapat dilaksanakan secara individu atau kelompok dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
  3. Tingkat keaktifan dan kreativitas warga sekolah menjadi meningkat. Siswa jadi lebih dapat saling menghargai perbedaan, berani mengeluarkan pendapatnya, berani mengeluarkan ide/gagasannya untuk dapat mewujudkan sebuah pentas kreativitas yang inovatif dan menyenangkan.
  4. Seluruh warga sekolah dapat tetap saling menghargai, dan berperilaku baik, serta tetap dapat menjaga lingkungan ditengah kegiatan pentas kreatifitas ini.



Refleksi Aksi Nyata

Pelaksanaan aksi nyata ini dapat meningkatkan dan memperdalam hubungan antara guru dengan murid dalam hal mewujudkan sebuah proses pembelajaran karakter yang baik dan menyenangkan bagi siswa. Proses pembelajaran yang menyenangkan dapat lebih bermakna bagi mereka dimana dalam proses ini tidak dapat dapat hanya ditentukan oleh faktor gurunya saja, melainkan diperlukan keterlibatan murid dan stake holder sekolah di dalam menentukan kelancaran dalam setiap proses yang akan dijalankan dalam kegiatan ini. Metode dan perencanaan yang tepat juga menjadi salah satu perhitungan saya sebagai penggagas Visi ini dimana Guru dan siswa wajib membuat sebuah kesepakatan sebelum pelaksanaan kegiatan dimulai dengan tujuan agar siswa dapat tertib dan tetap mematuhi protokol kesehatan serta dapat memaknai dan memahami tujuan pelaksanaan kegiatan perpisahan ini. Selain itu, dengan adanya kesepakatan ini siswa pun akan lebih nyaman dalam mengikuti proses kegiatan pentas kreativitas ini.

Adapun beberapa kendala yang dialami selama pelaksanaan kegiatan aksi nyata ini yaitu masih adanya beberapa orang siswa yang belum mau aktif berdiskusi saat pembuatan kesepakatan. Selain itu masih ada beberapa orang siswa juga yang tidak mau melaksanakan kesepakatan yang telah disetujui, mulai dari dipilih sebagai perwakilan tapi menolak meski memiliki kemampuan, tetap mengobrol tentang hal pribadi ketika sedang berdiskusi, dan juga mengumpulkan hasil keputusannya melewati batas waktu yang telah disepakati.

 

Rencana Perbaikan di Masa Mendatang

Hal-hal yang sudah baik yang telah penulis lakukan selama pelaksanaan aksi nyata ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten. Pelaksanaan kegiatan perpisahan ini adalah untuk mengawali perwujudan ketercapaian Visi yang telah dirancang yang nantinya secara bertahap namun tetap konsisten dalam melakukan setiap perubahan-perubahan seperti yang diharapkan pada Visi. Proses perubahan ini tentunya tidak boleh lepas dari psetiap asset yang berperan, bagai rantai makanan yang tentunya akan terjadi ketimpang jika salah satu asset yang berperan menghilang. Maka dari itu sangat diharapkan sekali agar setiap asset baik itu asset utama maupun asset penunjang agar dapat saling berhubungan dan mendukung baik dari segi moril maupun tindakan dalam proses perwujudan Visi yaitu: Terwujudnya generasi masa depan yang berkarakter baik, Gembira (Global diversity, Efektif, Mandiri, Bertanggung jawab, Inovatif, Riang, dan Aktif kreatif) dan cinta lingkungan.

Saya akan tetap secara konsisten membuat kesepakatan kerja sama dengan setiap asset yang berperan secara bertahap dan terus melakukan evaluasi secara berkala terhadap perwujudan Visi yang telah dibuat agar nantinya dapat disepakati bersama dan dapat dijalankan dengan baik demi Terwujudnya generasi masa depan yang berkarakter baik, Gembira (Global diversity, Efektif, Mandiri, Bertanggung jawab, Inovatif, Riang, dan Aktif kreatif) dan cinta lingkungan.

 

Dokumentasi Kegiatan

Berikut beberapa dokumentasi pelaksanaan aksi nyata.

Foto 1 dan 2: Meminta ijin kepada bapak Kepala SMPN 2 Gianyar dan pemuka agama di sekolah tentang perwujudan visi CGP melalui kegiatan perpisahan kelas IX


 
Foto 3 dan 4: Sosialisasi tentang perwujudan visi CGP kepada komite dan waka sekolah melalui kegiatan perpisahan kelas IX

Foto 5 dan 6: Sosialisasi tentang perwujudan visi CGP kepada para wali dan dewan guru di sekolah melalui kegiatan perpisahan kelas IX

Foto 7 dan 8: Sesi latihan untuk persiapan unjuk kreativitas guru dan siswa di SMPN 2 Gianyar melalui kegiatan perpisahan kelas IX


Foto 9 dan 10: Siswa melakukan kebersihan dan menanam pohon di sekitar lingkungan sekolah dalam mengisi waktu persiapan unjuk kreativitas di SMPN 2 Gianyar melalui kegiatan perpisahan kelas IX

Foto 11 dan 12: Kegiatan perpisahan siswa kelas IX yang dilaksanakan secara sederhana melalui penyerahan hadiah bagi peraih juara dan upacara bendera 

Foto 13 dan 14: Unjuk kreatifitas siswa dalam kegiatan perpisahan siswa kelas IX  

Foto 15 dan 16: Unjuk kreatifitas siswa dalam kegiatan perpisahan siswa kelas IX

Foto 17 dan 18: Unjuk kreatifitas siswa dalam kegiatan perpisahan siswa kelas IX


Foto 19 dan 20: Unjuk kreatifitas siswa dan guru dalam kegiatan perpisahan siswa kelas IX



Demikianlah hasil aksi nyata pada modul 1.3 visi guru penggerak yang dapat admin bagikan. Semoga bermanfaat.





















No comments:

Post a Comment

Festival Panen Hasil Belajar

FESTIVAL PANEN HASIL BELAJAR  PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN II PADA KEGIATAN LOKAKARYA KE-7 12-13 NOVEMBER 2021 DI RUMAH LU...